By: TwitterButtons.com

Retorika Para Penikmat Dunia Malam

Posted by BuNgAnJaSH


Kalian mungkin mengumpat kami dan berpikir negatif
kala tidur nyenyak kalian terganggu
dengan kegaduhan kami di pagi buta

Salahkah kami menikmati yang malam ibukota tawarkan?
di saat di langit pagi kami, udara segar nyaris tidak ada
berganti dengan asap kendaran yang membabi buta
pekarangan hunian kalian, penuh setapak rumput menghijau
dan bunga-bunga segar
di hunian kami, kadang pekarangan pun nyaris tidak ada
diganti dengan saluran pembuangan mampet
atau pagar pembatas tipis pemisah dengan trotoar jalan dihadapan

Salahkan kami tergiur dengan hingar bingar ibukota?
disini tidak ada anak sungai yang airnya jernih mengalir
untuk kami bermain air atau menangkap ikan,
hanya ada Kali yang kotor penuh sampah.

Saat kalian tertidur nyenyak,
beberapa dari kami masih terjaga mengerjakan deadline untuk esok hari
dan kala pagi tiba
sarapan hangat bersama keluarga hadir sebagai sebuah kebiasan rutin kalian..
sedang kami, begitu terjaga dari tidur yang seadanya.. terburu-buru mandi,
dan dipaksa waktu menghabiskan sarapan di kendaraan agar tidak terjebak macet menuju tempat kerja

Salahkah kami?
saat kami menghabiskan jutaan untuk membeli sepatu, tas, baju, dan perawatan kulit wajah kami?
sepatu mahal itu yang menumpu jemari lelah kami setelah berjam-jam presentasi
tas dan baju adalah bagian dari penampilan kami yang harus kami jual, selain dari isi otak kami.. sekedar untuk memenuhi apa yang kami impikan dari kami kecil..
dan jutaan rupiah bagi kulit wajah, yang kami siksa dengan tebal make-up.. demi menutup raut lelah kami..

Salahkah kami?
menikmati hiburan malam di klub-klub terkemuka di kota kami?
karena hanya itu jarak yang terjangkau bagi tubuh-tubuh lelah kami..
pegunungan hijau, sawah, dan pantai terlalu jauh untuk kami tempuh saat hari senggang kami
hanya tersedia 48 jam saja di tiap minggunya...

Tolong, jangan tatap kami sebagai Hedonis kambuhan
saat kalian tidak mengerti posisi kami..
Jangan pikir bahwa kami tak berTuhan dan hanya buta akan hidup saat ini saja..
beberapa dari kami menjumpai Tuhan 5 kali sehari berteman sarung dan mukena,
ada yang tiap akhir minggu bersemangat menyanyikan lagu Pujian di Rumah Tuhan,
ada yang sibuk membuat canang yang dipersembahkan kala pagi dan senja tiba,
hingga ada pula yang berdoa dan berjumpa Tuhannya dengan cara mereka masing-masing
hanya saja. Tuhan kami menghadirkan realita
yang sedikit banyak berbeda dengan kalian..
Tuhan kami mengajarkan bahwa waktu adalah hal yang berharga
tiap detik adalah sen-sen uang, untuk kemudian kami kantungi sebagai bekal makan esok hari
sedang Tuhan kalian,
menyediakan sawah ladang, hutan dan pantai untuk kalian garap..

bagi kalian, rokok adalah musuh..
untuk sebagian dari kami, rokok adalah sahabat setia
kawan kami menghabiskan malam panjang saat waktu lembur bekerja
untuk deadline proyek yang entah nanti disetujui atau tidak oleh atasan kami..

Kalian menatap kami dengan sinis,
saat kalian melihat baju-baju dengan belahan rendah pada dada
dan rok kami yang demikian minimnya..
tolonglah mengerti, dari senin sampai jumat sudah kami lalui dengan seragam yang di setrika rapi
biarkan kami lepas dari gerahnya aura ruang-ruang kantor dan segala aturan yang mengekang
hanya untuk masa yang singkat di senggang kami

di saat kalian pulang
selesai membajak sawah, mengajar, atau pun menangkap ikan..
kalian kembali ke pelukan sanak famili yang menanti kalian kembali..
sedang beberapa dari kami,
kembali pulang
menemui keadaan ruang kosong
di tengah sepi mencekam...

Jadi, tolong pahami kami..
betapa kami mencoba mengisi sepi jiwa kami dengan hingar bingar musik
yang dunia malam tawarkan..


(-->sebuah coretan iseng, hasil dari sebuah pemikiran iseng di siang bolong)

Labirin Pencarian dalam tiap Doa tersirat

Posted by BuNgAnJaSH

Ku temui Engkau dalam tiap Alif dan ”Bismillah” yang terbaca tartil

Hingga jumpa di akhir sayup hening Novena dan Salam Maria

Kau nyata dalam tiap larik doa ”Bapa Kami” yang terucap khusyuk

Ku cari
Dalam tiap paragraf Weda

Sampai di awal aksara ”Om Santhi, Santhi Om”
dan Kau pun ada

Pada tiap tetes air mata
Di serpihan debu terserak
Yang mewujud akanMu

Tiap gelap
Adalah sekian dari Rupa terangMu

Dan aku
Ada
Karena Engkau
adalah Awal dan akhir
yang tak terpisahkan
dalam tiap berkah terberi pada nafasku

Translate This !